Sepulangnya Mamat jalan-jalan dengan anaknya mengendarai sepedah motor, ia malah membawa muka kusut tidak seperti biasanya sumringah, rutinitas sepeerti ini tidak pernah menjadi masalah sebelumnya.
"ada apa?" tanya Lastri mencoba menangkap arti dari rona wajah Mamat
"ini kenapa di Perum jadi banyak gajlugan (Polisi Tidur), mana asal-asalan lagi buatnya bahaya dan juga mengganggu!!" seharian mood Mamat rusak karena polisi tidur tadi, dalam pikirannya Polisi Tidur tidak bisa dibuat asal-asalan bahkan ketentuan seperti ini menurutnya diatur sedemikian rupa oleh orang mengerti.
"mungkin orang-orang punya alasan kenapa membuat itu." timpal istrinya
"nih," Mamat menyodorkan kunci seraya tanda agar sang istri mencobanya.
Lastri pun membawa muka yang sama seperti mamat, Polisi tidur ini berjumlah 11 dengan dua diantaranya dibuat rapat sekali, dibuat hanya dalam waktu semalam saja seperti apa yang dilakukan Bandungbondowoso, apakah ada Roro Jongrang di balik semua ini?.
"pak Coba tanya pak RT tujuan polisi tidur sebanyak itu untuk apa,?"
"ia sudah kurencanakan sore nanti, apa tujuannya atau atas pesanan siapa."
Sore telah tiba Mamat membawa kekesalan rumah tangganya kehadapan Pak RT,
"Pak RT kenapa Jadi banyak Gajlugan, polisi tidur di komplek ini? ini hasil Musyawarah atau permintaan seseorang?"
"jadi begini, polisi tidur ini dibuat atas inisiatif bapak-bapak yang sering nongkrong dan Ronda tujuannya untuk melindungi anak-anak yang sering bermain di jalan, ya kadang anak-anakan tidak bisa terawasi."
Jawaban ini tidak membuat hati Mamat Puas namun mamat memilih pulang dan tidak memperpanjang pembicaraan mereka menurutnya percuma toh cara berpikirnya saja sudah tidak jelas.
"gimana pak? apa jawaban pak RT?"
"itu katanya buat ngejagain anak-anak yang sering main dan mondar mandir di jalan, bingung mau jawab apa toh percuma di jawabpun bukanya jalan memang di gunakan untuk umum sedangkan mainnya anak-anak itu tanggung jawab orang tuanya masa ia anak-anak main dijalan jalannya yang di rusak,"
"loh kok gitu logikanya?"
"entah lah bu, kadang orang-orang bermusyawarah dan bermupakat atas dasar banyak bukan atas dasar tepat, alasan lainya katanya banyak yang ngebut juga dijalanan lah bukannya kondisi jalan tersebut menanjak dan membutuhkan tenaga yang cukup agar kendaraanya naik, ah sudahlah kurelakan saja timbang keluarga kita yang ikutan gak waras,"
"sulit memang perumahan sekarang tidak seperti perumahan jamanku kecil, kalau dulu perumahan identik dengan sikap individualnya namun tetap saling menghargai dan memahami satu dengan lainnya, sekarang sepertinya sudah sulit perumahan seperti itu. banyak orang-orang yang nongkrong dengan alasan kekeluargaan tapi sebenarnya mengenggu, apalagi semenjak ada perumahan subsidi orang yang mengisi perumahan semakin beragam. belum lagi yang menjadikan rumah subsidi Investasi"
"ya sudah lah bu, jaman memang cepat berubah, sebenarnya masih ada perumahan seperti itu tapi kita belum sanggup untuk tinggal dan membeli perumahan dengan jenis itu muaaahalll sudahlah kita terima saja suka-suka mereka,"
"ia aku sudah pasrah, masalahnya rumah Pak RT beda jalur dengan rumah kita dan jalan ke rumah dia gak dibangun polisi tidur kan jadinya gak bisa ngerasain betapa nikmatnya polisi tidur hehe,?
beberapa hari ke depan polisi tidur bertambah dua namun di buat menggunakan bahan lebih baik, bersama dengan itu anak-anak memilih pindah tempat bermain tidak lagi di jalan kini mereka memilih bermain di masjid.